Jumat, 22 Februari 2013

Sejarah ditemukannya televisi



Televisi sudah bukan lagi merupakan barang mewah bagi sebagian besar penduduk di dunia. Hampir seluruh rumah memiliki benda yang satu ini. Beragam stasiun TV dengan aneka program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang apik, menjadikan televisi sebagai sumber segala informasi, berita, dan juga hiburan yang dibutuhkan kita semua.
Awal dari ditemukannya televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 menemukan piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi.

TV MEKANIK
Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Pada tahun 1923 Vladimir Kozma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi yaitu sebuah kamera tabung yang diberi nama iconoscope. Dialah yang kemudian disebut sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982).
ELEKTRONIK

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, hal ini disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil menemukan TV elektronik. Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau.

Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Namun sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata.


Berpuluh tahun kemudian hingga awal abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama.
Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi kita tentang televisi.

Jumat, 18 Januari 2013

Perubahan Pada Benda

Semua benda yang ada di alam, sebenarnya mengalami perubahan. Sebuah rumah yang dahulu tampak megah, beberapa tahun kemudian mulai retak-retak, bahkan ada bagian-bagiannya yang hancur. Sebuah patung yang berdiri dengan kokoh suatu saat akan mengalami pengeroposan. Demikianlah sebagian perubahan benda yang terjadi di sekitar kita. 
Ada tiga faktor penyebab perubahan benda yang sering kita lihat yaitu pelapukan, perkaratan, dan pembusukan. 

  1. Pelapukan
Perubahan dapat terjadi pada berbagai benda, baik benda yang lunak maupun keras.
Batu termasuk benda yang mengalami pelapukan. Batu dikatakan mengalami pelapukan jika hancur menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Batu yang semula tampak utuh,setelah mengalami pelapukan akan pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil. Bentuknya pun kadang berubah menjadi bergerigi, runcing atau bagaikan lembaran-lembaran tipis. Mengapa batuan bisa lapuk? Ada tiga jenis pelapukan, yaitu pelapukan biologi, pelapukan fisika, dan pelapukan kimia

a. Pelapukan Biologi

Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi karena kegiatan makhluk hidup. Contohnya pelapukan biologi pada batuan yang ditumbuhi oleh lumut, kayu yang ditumbuhi jamur, kayu yang berlubang karena dimakan rayap. 

b. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika adalah pelapukan yang terjadi karena faktor-faktor alam. Misalnya angin, air, atau cahaya matahari. Contohnya pengikisan patung batu oleh air hujan.

c. Pelapukan Kimia

Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi ketika benda-benda bereaksi dengan zat-zat kimia.Contohnya hujan asam mengakibatkan perubahan pada benda-benda yang diterpanya. Hujan asam dapat melapukkan benda-benda yang terdapat di ruang terbuka. Hujan asam juga dapat membunuh tumbuhan yang terkea cairanya.

2. Perkaratan
Logam, terutama besi dan baja akan berkarat jika bersentuhan langsung dengan air dan udara. Sepotong kawat yang terkena hujan atau embun, lama-kelamaan akan berkarat. Demikian pula, atap rumah yang terbuat dari lembaran seng lama-kelamaan akan berkarat dan bahkan bisa timbul kebocoran di mana-mana.

3. Pembusukan
Pembusukan merupakan gejala yang mudah kita temui sehari-hari. Pembusukan terjadi pada bahan makanan antara lain nasi, ikan, buah-buahan, dan sayuran. Bahan-bahan ini mudah membusuk jika dibiarkan di tempat terbuka.
Bahan makanan mengalami pembusukan akibat aktivitas jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri mudah berkembang pada tempat yang lembap, misalnya pada nasi yang sedikit berair. Jamur dan bakteri juga berkembang pada makaan yang sudah kadaluwarsa. Jamur dan bakteri yang tumbuh pada makanan sangat berbahaya karena membusukkan makanan dan menghasilkan zat beracun. Jamur dan bakteri harus dihambat perkembangannya pada makanan. Misalnya menyimpan makanan dalam kulkas, memanaskan,dan mengeringkan makanan.